AL BASHIRAH - Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Bashirah menggelar Kajian Ilmiah Remaja (KIR) dengan tema "Ada Apa di Bulan Muharram?" pada hari kamis (20/9). Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan buka puasa bersama puasa Asyura (10 Muharram) yang dihadiri oleh Guru-guru dan siswa-siswa MTs Al Bashirah.
Hadir sebagai pembicara yang memberikan taujihat adalah ustadz Adil, SH. Beliau menyampaikan bahwa di bulan Muharram dan bulan Haram lainnya (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab) hendaknya menguatkan ibadah. "Jika seorang tidak bisa berpuasa 9 dan 10 Muharram, maka berpuasalah tanggal 10 dan 11. Jika tidak bisa 2 hari, maka berpuasa pada 10 Muharram saja." jelas ustadz Adil.
Pelajaran Muharram tersebut dilihat dari segi semangat nabi musa. Seorang siswa harus selalu dekat dengan Allah subhanahu wa ta'ala. "Nabi Musa adalah orang shaleh yang diberikan petunjuk oleh Allah karena dekat dengan Allah. Maka sebagai seorang siswa hendaknya dekat dengan Allah agar dapat berprestasi sehingga Allah menolongnya. Dekatlah dengan Allah, bertakwalah, maka Allah sendiri yang akan ajarkan ilmu." tutur Alumnus STIBA Makassar ini.
Hafizh Quran ini melanjutkan bahwa seorang siswa harus berusaha semaksimal mungkin dan tidak mudah menyerah, "Siswa tidak boleh berkata 'Saya tidak bisa di sini, pelajaran itu saja.' atau mungkin ketika masuk Al Bashirah siswa menyerah, mengatakan kepada orang tuanya, 'Saya tidak bisa, banyak sekali hafalan Quran, bahasa Arab.' tidak boleh. Hendaknya terus mencoba dan mencoba." lanjutnya.
Ustadz Adil memberikan contoh kepada para peserta (siswa-siswi) dengan perjuangan Imam Syafi'i dalam menuntut ilmu bahwa beliau bukan orang yang kaya sehingga penuh keterbatasan dalam menuntut ilmu. Hingga pun beliau berada dalam majelis Imam Malik (Imam Darul Hijrah). "Imam Syafi'i bahkan menulis ilmu di majelis Imam Malik dengan telunjuk yang dibasahi dengan ludah pada tangan kirinya untuk menghafalkan ilmu yanh didengarnya." tuturnya.
Beliau menutup taujihatnya dengan pelajaran terakhir dari Musa alaihis salam, bahwa siswa hendaknya tidak egois dalam pelajaran. "Siswa harus berprestasi bersama, tidak boleh saling menjatuhkan dalam persaingan. Peringkat 1 harus mengajar temannya. Begitu pula juara 2 dan seterusnya." tutupnya.
Hadir sebagai pembicara yang memberikan taujihat adalah ustadz Adil, SH. Beliau menyampaikan bahwa di bulan Muharram dan bulan Haram lainnya (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab) hendaknya menguatkan ibadah. "Jika seorang tidak bisa berpuasa 9 dan 10 Muharram, maka berpuasalah tanggal 10 dan 11. Jika tidak bisa 2 hari, maka berpuasa pada 10 Muharram saja." jelas ustadz Adil.
Pelajaran Muharram tersebut dilihat dari segi semangat nabi musa. Seorang siswa harus selalu dekat dengan Allah subhanahu wa ta'ala. "Nabi Musa adalah orang shaleh yang diberikan petunjuk oleh Allah karena dekat dengan Allah. Maka sebagai seorang siswa hendaknya dekat dengan Allah agar dapat berprestasi sehingga Allah menolongnya. Dekatlah dengan Allah, bertakwalah, maka Allah sendiri yang akan ajarkan ilmu." tutur Alumnus STIBA Makassar ini.
Hafizh Quran ini melanjutkan bahwa seorang siswa harus berusaha semaksimal mungkin dan tidak mudah menyerah, "Siswa tidak boleh berkata 'Saya tidak bisa di sini, pelajaran itu saja.' atau mungkin ketika masuk Al Bashirah siswa menyerah, mengatakan kepada orang tuanya, 'Saya tidak bisa, banyak sekali hafalan Quran, bahasa Arab.' tidak boleh. Hendaknya terus mencoba dan mencoba." lanjutnya.
Ustadz Adil memberikan contoh kepada para peserta (siswa-siswi) dengan perjuangan Imam Syafi'i dalam menuntut ilmu bahwa beliau bukan orang yang kaya sehingga penuh keterbatasan dalam menuntut ilmu. Hingga pun beliau berada dalam majelis Imam Malik (Imam Darul Hijrah). "Imam Syafi'i bahkan menulis ilmu di majelis Imam Malik dengan telunjuk yang dibasahi dengan ludah pada tangan kirinya untuk menghafalkan ilmu yanh didengarnya." tuturnya.
Beliau menutup taujihatnya dengan pelajaran terakhir dari Musa alaihis salam, bahwa siswa hendaknya tidak egois dalam pelajaran. "Siswa harus berprestasi bersama, tidak boleh saling menjatuhkan dalam persaingan. Peringkat 1 harus mengajar temannya. Begitu pula juara 2 dan seterusnya." tutupnya.
Komentar
Posting Komentar